BUKU MERAH (Kau Masih Sama Hid, Masih Diam)

Buku itu, ku temukan di suatu tempat yang jarang didatangi murid-murid di sekolahku. bentuk buku itu biasa saja. buku yg ber-cover terbuat dari kulit berwarna merah tebal itu menarik hasratku untuk membukanya. "ah lancangnya aku." tapi pikiran itu terkalahkan dengan rasa penasaranku. tapi aku berhenti melangkah. memasukkan buku merah tanpa pemilik (ya setidaknya pikirku saja) itu ke dalam tas ransel hitam merahku. lalu ku lanjutkan melangkah pulang dan menuju kamarku. tanpa menanggalkan seragam bahkan kaus kaki kubiarkan melekat dan...


5 september 2010

 kau masih sama hid, masih diam. entah mengapa. 

apa mungkin tak ada perasaan yg menggelitik hatimu sepertiku ini kepadamu? 
ah bahkan perasaan ini tidak menggelitik mungkin mendobrak dobrak, haha yah terlalu berlebihan memang. abaikan.
aku ingin tau apa yang kau rasakan hid,
tolong beritahu aku bagaimana cara aku mengetahui rasamu padaku? 
tanpa harus bertanya padamu tentunya.
aku hanya ingin bertanya hid, tak lebih.
mungkin kau akan bertanya "untuk apa mengetahui rasaku?"
ya jika rasa kita searah, aku bisa menata diri dan hati agar pantas untuk kau perjuangkan kelak.
jika tidak, agar semakin cepat aku bisa melepas fantasiku tentangmu. aku tidak ingin lelah berandai dan merancang masa depan yang hanya berujung NOL besar.
Benar memang kata bang tere yang kurang lebih seperti ini
"Menunggulah sambil melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat. jika rasa itu tidak berbalas, setidaknya kau telah melakukan hal yang bermanfaat selama menunggunya."
tapi tunggu, baiklah kita mendapat manfaat karena melakukan hal baik selama masa menunggu itu. 
tapi, bagaimana dengan rasa yang telah subur dengan pupuk 'fantasi sendiri' ini? bukan hanya sia-sia?
dan kau harus tau tidak gampang menghilangkan rasa yang telah mengakar.
hatilah yang mendesakku untuk memprioritaskannya. bahkan di atas otak.
intinya hid,
aku hanya tidak ingin pada akhirnya nanti aku harus susah payah mencabut akar yg sudah menancap dalam.
kau masih sama hid, masih diam. begitupun aku. masih diam-diam berbicara.


Ku tutup buku merah itu lalu berfikir. Hid? Siapa pemilik buku ini sih? Hid siapa? Seperti tak asing di telingaku. sepertinya...


Aku pun tertidur...








*fiksi*

0 komentar:

Posting Komentar


Nikmatilah hari ini, karena esok kau akan merindukan hari ini
Diberdayakan oleh Blogger.