Melihat Gunung Arjuna Dengan Matamu.

“Aku mau ndaki gunung loh.”
“Gunung mana?”
“Gunung arjuno.”
“Gamau ngajak aku?”
“Nggak.”
“Aku gak bakal ngerepotin kok.. aku ikut ya? Daripada nganggur di Kosan? Aku udah lama gak keluar-keluar. Boleh ya ya ya?”
“Gak boleh.”
“Kenapa? Aku kan udah janji gak bakal ngerepotin.”
“Yang ikut 15 orang. cowok semua. Mau ikut?”
“Mau, emang kenapa?”
“Ngawur.. mau jadi apa ntar kamu?”
“Jadi jurnalis lah..”
“Haissss, udah pokoknya gausah ikut. Titik ya. Gak pake ngeyel.”
“Tapi loh aku kan cu..”
“Eeiit, gak pake ngeyel loh ya.”
“iya  ._. “

Ah, yasudahlah :)

Menulis rentetan sajak untuknya tak lantas seketika membuatnya mencintaimu.
Menyukai apa yang ia sukai tak lantas membuatnya menyukaimu.
Memperhatikan setiap delik lakunya tak lantas membuatnya memperhatikanmu.
Merasa selalu ada untuknya tak lantas membuatnya meraskan keberadaanmu.


Hanya satu hal yang perlu dan harus kau lakukan,
Cukup dengan buatlah ia mencintaimu dengan pasti.
Jika masih tidak bisa,
Kau harus cukup sadar untuk menyadari jika ia tidak menginginkanmu berada disampingnya.
Kau juga harus cukup pintar menyadari ada orang yang terbaik untuknya, Dan ia tidak memilihmu untuk itu.
Juga pasti ada orang yang terbaik untukmu, sudah tentu bukan dia.


Memaksakan apapun yang sebenarnya sama sekali tidak bisa kita paksakan hanyalah akan berujung penyiksaan bagi diri, juga hati.
Karena cinta adalah hanya tentang bagaimana kita membahagiakan orang lain dengan kebahagiaan kita.


Selamat petang sosok buram yang perlahan datang :)




 

Jember, 2 Juni 2015 (20:20 PM)


Nikmatilah hari ini, karena esok kau akan merindukan hari ini
Diberdayakan oleh Blogger.